
Kalau tidak kebanyakan alkohol, kita tetap susah tidur, mengingat-ngingat daftar pekerjaannya berikut dicemasi masalah-masalah tahun lalu yang belum tuntas, inilah saat yang tepat memanjatkan doa singkat dengan istriku: "Tuhan hari ini hebat, dan berkati kami besok". -Kami percaya hal inilah yang terjadi setiap hari-
Lalu tiba2 sudah tanggal 13 Januari lagi, tadi malamnya baru menonton pameran keramik "Cerita Kami Tentang Hidup" di CCF Bandung. Sembilan perupa keramik berkolaborasi dalam exposisi ini, Bonggal J. Hutagalung, Danang Wijayakusuma, Ignasius Tommy, Luthfi Anwar Noor, Maria Josephina, Rizki Andina, Sekarputri, Yugie Kartaatmaja dan Zulkarnaen Omar Andries. Masing-masing mengemas perasaan, problema dan pandangan personal dari masing-masing seniman mengenai hidup dan permasalahan di dalamnya dan direpresentasikan dalam karya mereka.

Saya juga lama memandangi karya Zulkarnaen yang simpel, sosok figur yang sedang memancing di sebuah kolam (Menanti) dan sosok figur menyender di batang pohon (Menyandar) memunculkan rasa bersenang-senang begitu saja tanpa dituntut membaca dan mengerti manual kuratornya yang ditempel di ruang pameran. Untungnya peminat keramik yang memiliki referensi seni yang tinggi (sehingga pengetahuannya tidak mubazir) dapat menikmati karya lain seperti keramik Rizki Andina (In Gold We Trust), Yugie Kartaatmaja (Seri Kejadian Sulit), Maria Josephina (Atributif), Luthfi Anwar Noor (Keramik=Bakaran Tinggi) dan karya Ignasius Tommy (Takut).

Saya berkeliling ulang, meyakinkan diri bahwa ini pameran keramiknya untuk tidak jadi sok filosofis dan menambahkan satu paragraf pesan moral. Waktu larut, meski keramaian berakhir tanpa kembang api dan ciuman, sekali lagi sebuah hari benar-benar hebat, ada keramik, ada perupa-perupa bersemangat, dan Philippe Germain-Vigliano direktur CCF itu juga hebat karena kesediannya menyambut hangat proyek seni mula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar